LAHAN4D.COM

Kamis, 18 Februari 2016

Pulau Bali yang Indah Ternyata Punya Organisasi Kriminal Sekelas Yakuza dan Triad!


Dalam issue ini, kita akan melihat organisasi kriminal terbesar di Jepang, China, dan Indonesia dan ancaman yang mereka berikan terhadap masyarakat, termasuk para turis. Siapa yang menyangka kalau pulau Bali adalah salah satu basisnya. POKERONLINE

Aktifitas sebuah organisasi kriminal itu berbeda-beda tergantung dimana mereka berada, tapi intinya semua organisasi tersebut menggunakan sogokan, kekerasan dan ketakutan untuk mencapai tujuan mereka. Peningkatan ancaman dari geng di Asia ini sebagian karena iming-iming ekonomi yang menarik para pelaku kriminal. Globalisasi juga turut berperan serta membantu geng-geng ini melebarkan sayap, membuatnya semakin mudah untuk menyelundupkan segala sesuatu, mulai dari senjata dan drugs hingga hewan eksotis. Pencucian uang dan pemalsuan dokumena jadi lebih mudah ketika sebuah kelompok punya eksistensi di beberapa negara.
1

1. Japan–Yamaguchi-gumi


Presentase bertemu mereka sebagai turis: Rendah.
Menurut majalah Forbes, Yamaguchi-gumi adalah geng dengan pendapatan tertinggi di dunia, yaitu sejumlah USD 80 miliar! Yamaguchi juga merupakan sindikat yakuza terbesar di Jepang. Tapi jumlah anggota yakuza sendiri semakin menurut di seluruh Jepang. Per 2013, kurang dari 60.000 orang tergabung dalam sindikat ini, dan itu adalah rekor terendah dalam sejarah. Mungkin karena itulah mereka membuka pendaftaran anggota secara online. Menurut Tokyo Reporter, jumlah anggota Yamaguchi-gumi adalah 11.600. Ekonomi Jepang yang lemah tidak membantu organisasi, yang berpartisipasi dalam konstruksi, perjudia, dan pemerasan, dan dikenal juga sering ikut campur dalam rapat pemegang saham perusahaan. Mafia Jepang ini digambarkan "sangat terorganisir dan hirarkis".

Seperti organisasi kriminal terstruktur lainnya, yakuza menghabiskan waktu untuk berusaha memberikan image yang baik dan mengambil hati penduduk lokal dengan menyumbang untuk amal dan membantu kegiatan penggalangan dana untuk korban bencana. Kegiatan seperti itu juga membantu geng ini menjaga status mereka sebagai organisasi masyarakat atau apapun badan hukum legal yang mungkin mereka daftarkan. Legitimasi di atas kertas ini juga memungkinkan mereka untuk lebih bebas beroperasi. Yakuza membantu masyarakat setelah Perang Dunia ke-2 dengan menyediakan barang yang dibutuhkan melalui pasar gelap, dan mereka juga memberikan bantuan untuk korban dari Gempa Kobe (1995), dan juga turut bersih-bersih setelah bencana Tsunami Jepang (2011). Yang terbaru, Yamaguchi-gumi membuka sebuah website yang isinya mendukung penghapusan obat terlarang, sebuah usaha untuk pencitraan.


Kalau kalian hendak membuka usaha di Jepang, kalian pasti bakal berurusan dengan mereka.
Kalau kamu tidak ambil bagian dalam drugs atau prostitusi, dan kamu hanya berjalan-jalan menjelajah Jepang sebagai turis yang naik kereta peluru, kalian mungkin tidak akan bertemu mereka. Pertemuan pertama yang banyak dialami oleh bule dengan yakuza adalah ketika mereka pindah ke Jepang dan melihat para pria bertato nyaris telanjang sedang berparitisipasi dalam festival lokal setempat. Kalau kamu juga membuka usaha di Jpeang, kalian pasti akan bertemu mereka, bahkan walaupun mereka hanya sebagai pelanggan. Kehadiran mereka adalah bagian dari kehidupan di Jepang.


2. China’s triads



Presentase bertemu mereka sebagai turis: Rendah.
Geng China, atau lebih dikenal dengan nama triad, sangat terkenal sebagai penyelundup drugs dan senjata, pemalsuan, penipuan kartu kredit, cyber crime, pembajakan software, penyelundupan manusia, hewan dan tumbuhan. Walaupun setenar China sebagai negara pembajakan, pendapatan grup ini masih kalah dengan Yamaguchi-gumi. Triad cenderung terdiri dari sekelompok kecil orang yang bekerja secara independen. Dengan lebih dari 1,5 juta orang terlibat dalam organisasi kriminal di China, triad terbesar, Sun Yee On, hanya punya jumlah anggota 55-60.000 orang.

Triad di luar negeri terkadang mengancam grup kriminal lokal di negara tersebut.
Triad, yang pemimpinnya disebut dengan "dragon heads", sekarang sedang berubah menuju ke arah organisasi kriminal transnasional, dimana rekan mereka di luar negeri membuat mereka semakin mudah menyelundupkan orang dan drugs melewati perbatasan. Triad dapat ditemukan di Jepang, Rusia, dan US dimana mereka seringkali mengancam teritori grup kriminal lokal. Sun Yee On adalah triad terbesar, beroperasi di China dan Hong Kong, dan juga US, UK, Perancis, Belgia, dan Belanda.

Baru-baru ini, pihak berwenang di China gencar menindak triad, memaksa mereka untuk semakin mundur dalam menjalankan aktifitas mereka. Mereka juga memecah-belah kekuatan mereka, sehingga triad lebih bergerak secara individu yang tercerai-berai. Beberapa grup juga pindah untuk bergabung dengan sindikat organisasi kriminal di negara lain.


3. Laskar Bali



Presentase bertemu mereka sebagai turis: Tinggi.
Dimanapun ada uang, sebuah geng kriminal akan menyerang, dan pulau surga Bali kita tercinta pun ternyata merupakan prospek yang sangat tinggi. Dengan masuknya wisatawan yang berkunjung selama liburan dan kehidupan mewah para ekspatriat yang memutuskan untuk tinggal sepanjang tahun, pulau ini menjadi sarang drugs, prostitusi dan aktifitas terlarang lainnya. Di Bali, orang asing sedang jadi headline karena dihukum mati karena penyelundupan drugs.

Koran-koran menyebut Laskar Bali sebagai organisasi masyarakat.
Ada lima geng besar di Bali, yang selalu menyebut diri mereka sebagai 'keluarga besar'. Tapi yang terbesar adalah Laskar Bali. Koran-koran menyebut mereka sebagai "organisasi masyarakat" karena secara teknis, mereka terdaftar sebagai organisasi tersebut sehingga mereka mereka juga termasuk entitas yang legal.

Kebanyakan turis yang bertemu mereka tidak akan menyadari siapa mereka. Laskar Bali punya hampir semua kontrak keamanan dengan restoran, bar dan di nigtclub di daerah-daerah padat turis. Door men, tukang pukul dan penjaga keamanan di Kuta, Legian dan Seminyak, contohnya, hampir seluruhnya adalah anggota Laskar. Bahkan kalian bisa melihat mereka mengenakan t-shirts dengan nama dan motif gengnya.


Salah satu organisasi besar lainnya, Baladika, dengan jumlah anggota sekitar 25.000 orang, mendapat kontrak keamanan tertinggi untuk Konferensi APEC ke-25 dan Miss World Contest yang bertempat di Bali tahun 2013, dimana kelompok tersebut bekerja sama dengan tentara dan polisi.


Tapi semua orang tahu siapa organisasi ini. "Saya tidak menyukai mereka," kata Ketut, pria berusia 34 tahun yang mempunyai toko printing. "Ini menunjukkan hubungan dekat mereka dengan gubernur baru dan memberinya kekuasaan."


Tapi tidak semua orang percaya kelompok ini buruk. Wayan, yang bekerja di sebuah restoran di Sanur, area turis yang tidak didominasi oleh Laskar, tapi kelompok Sanur Bersatu, mengatakan, "Mereka membantu melindungi keamanan sekitar. Kalau ada seseorang yang hendak berbuat jahat dana ke restoran kami dan menyebabkan masalah, kami tinggal memanggil mereka dan mereka akan segera datang. Polisi tidak bertugas dengan baik, mereka tidak datang. Tapi kelompok ini segera mengirimkan seseorang."
Apakah mereka dibayar?
"Ya, semua orang membayar mereka. Restoran, hotel, semuanya."
Berapa banyak?
"Hotel besar, rasanya sekitar Rp 1 juta. Restoran seperti kami ini hanya Rp 500 ribu."
Setiap bulan?
"Ya, setiap bulan."
Oh, begitu.
"Kamu tahu? Tahu lalu desaku, kami sedang mengalami pertikaian antara dua kelompok besar. Sangat buruk. 500 pemuda dari tiap kelompok. Sangat, sangat keras."
Jadi, mereka itu geng kriminal?
"Bukan, bukan kriminal. Mereka hanya membantu desa kami supaya aman. Saya kenal tiga anggotanya."

Dalam bukunya Snowing in Bali, Katrhryn Bonella, yang menghabiskan waktunya untuk mewancarai raja narkoba dan traffickers di penjara lokal Bali, mengatakan kalau mereka memang organisasi kriminal. "Laskar Bali adalah geng paling terkenal dan paling keras di pulau liburan ini," tulisnya. Mereka terlibat dalam obat-obatan, senjata, prostitusi, hadiah, dan pembunuhan balas dendam. Mereka akan membunuh kalau disewa, hanya untuk ribuan dolar. Ketika gangsters ini mendapat masalah karena menggunakan senjata atau perdagangan narkoba, kelompok ini mengklaim kalau mereka tidak bertanggung jawab, mengatakan kalau mereka tidak seharusnya disalahkan karena aksi dari beberapa anggota. Selain itu, mereka berkeras kalau kelompok mereka tidak menyetujui perilaku tersebut. Namun kebanyakan orang (termasuk para polisi), sangat takut dengan mereka bahkan koran-koran pun tidak akan menyebut nama kelompok mereka.
4

4. Masa depang geng Asia


Ke arah mana mereka semua akan menuju? Menurut Robert Whiting, penulis buku Tokyo Underworld, dia punya pendapat mengenai masa depan organisasi kriminal di Asia. Walaupun anggota yakuza yang mengalami penurunan itu adalah akibat dari aturan pemerintah yang menindak tegas mereka "kelompok keras" ini, Whiting mengatakan kalau hal tersebut tidak boleh jadi hal yang dibanggakan. "Untuk menghindari hukum baru, kelompok geng menggunakan individu di luar organisasi mereka, 'han-gure' atau 'quasi yakuza', seorang pemuda yang tidak termasuk dalam organisasi tersebut." Karena aktifitas geng sekarang bergerak di belakang layar, Whitting mengatakan, "Lebih sulit untuk menindak yakuza dengan tuduhan kriminalitas karena mereka menggunakan kekuatan yang tidak biasa, seperti han-gure, atau orang asing lain (Korea, China, Kamboja, dll) yang bukan merupakan anggota mereka." Dia menyimpulkan, "Aktifitas dan penangkapan Yakuza mungkin sedang mengalami penurunan di koran-koran, tapi kriminalitas tetap sama, atau bahkan mungkin meningkat."
Triad China sudah bergerak ke luar dan berhasil. Revolusi internet membawa banyak kesempatan untuk hacking dan cyber crime pada umumnya. Dan di Bali, dengan pertumbuhan ekonomi yang maju, organisasi kriminal juga ikut bergerak bersama. Laskar Bali berdiri tahun 2002 setelah Bom Bali pertama yang dilakukan oleh grup Islam garis keras yang menewaskan 202 orang, yang kebanyakan turis. Laskar Bali dibentuk untuk melindungi pulau tersebut. Dengan polisi Indonesia yang korup, yang cenderung menerima suap (digunakan untuk menambah gaji petuga kepolisian yang hanya sekitar Rp 2,8 juta per bulan), masyarakat dipaksa untuk bergantung kepada kelompok keras tersebut untuk melindungi bisnis, tanah, dan kekayaan mereka.
"Kriminalitas akan selalu ada di sekitar kita," Whitting mengingatkan. "Saya tidak melihatnya mengalami penurunan... Mereka (yakuza) menyediakan pelayanan yang diinginkan oleh banyak orang walaupun hal tersebut adalah ilegal. Akan selalu permintaan untuk mereka."


Klik DI SINI ya... :)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar